Suara pesinden atau pelantun tembang Jawa menyapa lembut ribuan penumpang di Terminal 1 Bandara Juanda, Surabaya, Senin (25/1/2016).
Suara khas sang sinden itu pun mengalun, menemani penumpang di ruang tunggu bandara. Inilah warna baru Bandara Juanda dengan suguhan Culture Port.
Tak hanya di Terminal 1, Terminal 2 Juanda juga mengalun suara lembut yang sama dari pegiat seni tradisi sinden. Iringan langgam Jawa semakin menguatkan suasana badara yang berhias seni tradisi.
"Tapi kami memilih langgam Jawa Timuran," kata General Manajer PT Angkasa Pura 1 Juanda, Kolonel Yuwono.
Pengelola Bandara Juanda Surabaya ini memang bertekad menciptakan nuansa Jawa Timuran di bandara. Atmosfer dan nuansa daerah itu direalisasikan dengan mengiasi ruang dengar seluruh penumpang dengan langgam Jatim.
Yang menarik, langgam Jawa ini disajikan live bersama para seniman. Suara lembut kenong, saron, kendang, hingga gong terus bersautan membentuk langgam Jawa yang lembut. Dipadu dengan lengkingan sinden membuat suasana bandara identik dengan warna tradisi.
Para penumpang pun seakan diajak berakrab ria denga seni tradisi ini. "Kalau disuruh menikmati, saya termasuk yang tak bisa menikmati. Tapi upaya cek ketok Jatime, ini yang saya menaruh apresiasi khusus," reaksi Fajarika Lusmaya, salah satu dosen asal Surabaya yang hendak ke Jakarta.
Fajarika memang tak bisa memaksakan diri larut dalam alunan lembut langgam Jawa itu. Namun begitu mendengar alunan suara sinden dan menjiwainya para penabuh, dia mengaku salut.
"Mereka seniman yang bisa jadi jarang tampil. Kali ini bisa tampil di bandara menjadikan para seniman tradisi mendapat penghasilan juga," tambah Fajarika.
Sang sinden pun terus bernyanyi. Apalagi tampilan mereka banyak diabadikan para penumpang. Bahkan tidak sedikit yang juga berselfie ria degan latar Langgam Jawa ini. Melihat jadi perhatian, baik sinden maupun yang mengiringi makin semangat.
"Kami jarang tampil. Kalah sama hiburan elekton atau dangdut. Tapi bandara mengajak kami, ini sama saja membuat kami hidup kembali. Apalagi kami semacam dikontrak juga," salah satu personil Kelompok Campur Sari itu.
Mulai Senin kemarin, bahkan setidaknya tiga hari ke depan, sajian alunan langgam Jawa Timuran itu akan terus mengalun di Bandara Juanda. Tampak tiidak sedikit para penumpang yang memilih berhenti. Terutama yang sudah berusia di atas 40 tahun.
Sementara penumpang yang lain ada juga yang menikmati dari kajuahan sambil duduk menunggu keberangkatan. Mereka tak sempat selfie atau mengambil foto. Para seniman itu mulai manggung pukul 09.00 sampai pukul 15.00.